-Pola makan yang berdasarkan waktu gencatan makan singkat dan fase makan makan.
Pada diet ini, orang hanya akan makan pada waktu yang ditentukan dan berpuasa pada waktu lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa menghentikan makan bisa bertubi-tubi meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar glukosa puasa, dan mengurangi fluktuasi gula darah sepanjang hari.
8. Pengurangan penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabet, dan dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit lain.
Meningkatkan Fleksibilitas Metabolisme
Fasting tidak berkesinambungan secara signifikan meningkatkan fleksibilitas metabolisme, kemampuan tubuh untuk bergantian antara glukosa dan lemak sebagai sumber tenaga.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa secara tidak teratur mendorong efisiensi mitokondria dan meningkatkan oksidasi lipid yang menyimpan selama periode puasa, sehingga meningkatkan keseimbangan energi.
Mengurangi Peradangan
Pengelolaan makanan intermiten telah terbukti secara signifikan mengurangi peradangan sistemik dengan memodulasi jalur peradangan utama.
Studi menunjukkan bahwa puasa berkala mengurangi aktivitas sitokin.
Mendukung Penurunan Berat Badan
Penghilangan makan secara berkala telah menyadari keefektifannya dalam membantu menurunkan berat badan melalui berbagai mekanisme metabolisme yang efektif.
Fasting berkala menciptakan defisit kalori dengan mengatur jeda timeout waktu makan, yang menyebabkan berkurangnya asupan energi dan peningkatan oksidasi lemak.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa berhitung mengurangi lemak viseral, komponen utama sindrom metabolik, dan juga mempertahankan berat badan ideal.
Ini juga menurunkan kadar insulin dan meningkatkan lipolisis, sehingga menyebabkan tubuh menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi.
Mengaktifkan Mekanisme Perbaikan Seluler
Fasting intermiten mengaktifkan proses perbaikan sel, khususnya melalui aktivasi autofagi, suatu mekanisme di mana sel mendegradasi dan mendaur ulang bagian yang rusak.
Proses ini penting untuk menjaga keselarasan sel dan mencegah gangguan kesehatan.
Selain itu, IDM meningkatkan perbaikan DNA dan penghapusan protein berbahaya yang terkait dengan penuaan dan penyakit neurodegeneratif.
Penurunan kadar insulin selama puasa lebih lanjut membantu dalam mengurangi respons pro-inflamasi, yang mendukung regenerasi sel.
Meningkatkan Sensitivitas Insulin
Melaksanakan diet fast yang berrentang signifikan secara signifikan meningkatkan sensitivitas insulin dengan mengurangi resistensi insulin dan dengan itu meningkatkan metabolisme glukosa.
Diet Infareransi Juga Mengurangi Lemak Visceral, Kontributor Utama Resistensi Insulin, Yang Hanya Meningkatkan Hasil Metabolisme.
Di antaranya, puasa intermiten mengatur penanda inflamasi yang mengganggu kerja insulin.
(jurnalharian)