News
,
Jakarta
– Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Retno S Wardani, memberikan saran tentang cara memiliki
kualitas tidur
Yang bagus untuk memelihara kesejahteraan badan. Menurut Retno, tidur tak sekadar terkait dengan lamanya waktu orang tersebut tertidur, melainkan juga sejauh mana kualitas dari istirahat yang dijalani.
6 Kebiasaan Tidur yang Bisa Memicu Sindrom Perbedaan Zona Waktu
“Tidur merupakan elemen esensial bagi kesehatan dan harus dirawat dengan baik. Untuk alasan ini, sangatlah vital menerapkan pola hidup bermacam-macam agar dapat menciptakan istirahat malam yang berkualitas,” ungkap Retno pada acara seminar online yang diamati di Jakarta, Jum’at, 14 Maret 2025.
Rekha menyebutkan bahwa tidur yang baik terdiri dari enam elemen utama. Yang pertama,
durasi tidur
Kedua, efisiensi, yakni betapa cepatnya kita dapat memulai tidur. Ketiga, regulasi pola tidur dan bangun yang stabil, termasuk pada hari libur atau akhir pekan. Keempat, tidur perlu disesuaikan dengan siklus natural tubuh, di mana tidur semalam adalah pilihan ideal. Kelima, waspada, berarti bagaimana keadaan kita ketika baru saja bangun, apakah kita merasa bugar serta mampu berkonsentrasi. Yang terakhir, kualitas tidur itu sendiri, melibatkan tingkat pemenuhan dan rasa pulih kita usai mendapatkan istirahat.
Dengan menerapkan pola tidur yang sehat dan teratur, Retno mengatakan bahwa mutu istirahat dapat ditingkatkan, hal ini nantinya akan membantu perbaikan kesejahteraan tubuh secara umum. “Kualitas tidur yang baik memerlukan ketekunan dan kerelaan,” katanya.
Sebaliknya, Dokter Spesialis THT Rahmanofa Junizaf menggarisbawahi signifikansi kesucian dalam meningkatkan mutu istirahat. Ia menyatakan bahwa tiap individu mempunyai pola serta persyaratan tersendiri, oleh karena itu diperlukan pengadaan ruang tidur yang kondusif. “Pastikan ranjang Anda higienis, hindari peralatan elektronik menjelang waktu tidur, dan sesuaikan temperatur kamarmu dengan baik,” ujar Rahmanofa.
Dia juga menegaskan kepentingan deteksi awal apabila terdapat masalah.
gangguan tidur
, misalnya mendengkur atau kesulitan tidur. Dia menyebutkan bahwa salah satu metode untuk mengidentifikasi gangguan tidur adalah melalui tes polisomnografi.
Pemeriksaan ini berfungsi membantu dokter dalam menentukan apakah pasien memiliki Obstructive Sleep Apnea (OSA), kondisi di mana terjadi hambatan pada sistem pernafasan selama tidur. Pemeriksaan lainnya adalah DICE (Drug Induced Sleep Endoscopy) yang dilakukan untuk melakukan inspeksi lebih lanjut pada rongga nadi atas ketika sedang tertidur. “Melalui teknik DICE, kami dapat mengidentifikasi area saluran udara yang kemungkinan besar akan menjadi sumbatan saat individu tersebut tidur, sehingga menyebabkan masalah bernapas atau mendengkur,” jelas dia.
Kenapa Tak Disarankan Untuk Segera Tidur Pasca Berbuka Puasa?