Karena Jorge Martin, Aprilia Ingin Mengubah Peraturan di MotoGP 2025
Karena Jorge Martin, Aprilia Ingin Mengubah Peraturan di MotoGP 2025
CEO Aprilia Racing Massimo Rivola menyarankan modifikasi regulasi untuk mendukung Jorge Martín yang saat ini cedera.
News/ Sport
Rezki Alif Pambudi 15 Maret pukul 10:50 WIB 15 Maret pukul 10:50 WIB
News
Jorge Martin pasti tidak akan tampil di MotoGP Argentina 2025 yang berlangsung pada akhir pekan ini, serta seri-seri mendatang di benua Amerika pada akhir bulan Maret tahun 2025.
Jorge Martin dan Aprilia bertujuan untuk kembali dalam perlombaan MotoGP di Qatar 2025 yang akan berlangsung akhir bulan April nanti.
Kehilangan Jorge Martin dalam jangka waktu lama telah menyebabkan ketidaknyamanan bagi Aprilia, hingga Massimo Rivola sebagai CEO juga berupaya mencari cara untuk meminimalisir efek dari kerugian tersebut.
Satu usulan yang saat ini dipertimbangkan adalah Massimo Rivola telah menyampaikan ide perubahan regulasi dalam balap MotoGP pada tahun 2025.
Rivola berharap MotoGP mengizinkan fleksibilitas regulasi bagi pebalap yang sedang cedera untuk tetap melakukan pengujian pribadi.
“Ia berusaha dengan penuh dedikasi layaknya saat dia mengendarai motornya. Setiap harinya, ia terus berupaya untuk berkembang meskipun perjalanannya merupakan sebuah proses yang fluktuatif,” ungkap Rivola pada acara MotoGP Argentina tahun 2025.
“Pada suatu hari ada sesi fisioterapi yang cukup padat, namun esok harinya rasanya seperti kemajuan sedikit. Akan tetapi, Jorge sangat termotivasi dan sampai saat ini proses penyembuhan berlangsung dengan lancar. Cedera yang dideritanya sungguh parah, dan seseorang pada umumnya memerlukan beberapa bulan untuk sembuh,” paparnya.
Menurut peraturan yang ada, pembalap dari produsen non-resmi seperti Aprilia terbatas pada jumlah tes swasta yang dapat dilakukan.
Berbeda dari para pembalap Yamaha atau Honda yang memiliki kebebasan besar untuk melakukan tes pribadi, termasuk jumlah dan jadwalnya.
Oleh karena itu, Rivola berharap pembalap yang baru sembuh dari cedera dapat melaksanakan uji pribadi menggunakan motornya di ajang MotoGP sebelum bergabung kembali dalam pertandingan Grand Prix.
“Mengacu pada aturan, tindakan tersebut harus dijalankan menggunakan RSV4. Namun secara jujur, kami perlu menilai apa yang paling menguntungkan bagi keamanan para pembalap,” tambah Rivola.
“Saya paham bahwa aturan penting dan harus dipatuhi, namun apabila reglementasi memberikan izin kepada tim Jepang untuk menjalankan tes sewaktu-waktu, maka bukankah sebaiknya kami diperbolehkan juga bagi para pembalap yang terlewatkan dari beberapa perlombaan untuk melaksanakan tes pada Motor MotoGP sehingga mereka bisa kembali secara selamat?” katanya tegas.
Di luar mendukung keselamatan, langkah tersebut juga lebih adil bagi pembalap yang terluka dan telah kehilangan banyak waktu akibat cederanya.
“Perlu adanya peraturan yang membolehkan pembalap yang tidak ikut balapan selama dua hingga tiga Grand Prix disebabkan cidera untuk melakukan tes pada motornya sebelum kembali bertanding,” katanya.
“Tiada seorang pun mempedulikan keamanan pembalap yang mungkin tidak setuju dengan hal itu. Hal tersebut juga bakal menyenangkan bagi penonton,” tegas lelaki yang telah berkarier di Scuderia Ferrari ini.
Uji coba ini dapat menjadi kesempatan tepat bagi para pembalap untuk mengecek persiapannya sebelum menghadapi Grand Prix, dan tim juga tak akan merugi apabila pembalap masih belum sepenuhnya siap.
“Sekilas bayangkan bila Jorge kembali ke Qatar dan, sesudah mengikuti FP1 sekali putaran, dia sadar tak dapat melanjutkan balapan. Dengan begitu, kita akan kurang satu sepeda motornya di grid. Hal ini bukannya hanya berdampak pada tim saja, tapi juga terhadap keseluruhan kompetisi,” jelasnya.
“Format akhir pekan seperti yang ada saat ini, di mana kamu telah memasuki mode kualifikasi sejak hari Jumat, membuat proses pulih dari cedera menjadi jauh lebih kompleks. Peraturan serupa itu pasti akan menguntungkan semua pihak,” tambah Rivola.
Copyright News2025
Related Article